KOBER MIE SETAN MALANG


Sore itu seorang teman mengajak saya untuk mencoba Kober Mie Setan. Berbekal rasa penasaran saya manut saja saat motor membawa kami menuju Jl. Kacapiring, Surabaya. Posisi depotnya ada di pojok Jl. Kusumabangsa. Saat parkir, betapa terbengong-bengongnya saya ketika melihat antrian pengunjung sudah mengular sampe ke jalan raya. Dalam hati membatin, emang ini mi rasa apaan ya kok sampe segitunya orang-orang rela baris berlama-lama.

Selengkapnya : http://www.kompasiana.com/leilla/mencoba-mie-setan-surabaya_55dc532c90fdfd0f0f1d0b5a

Sore itu seorang teman mengajak saya untuk mencoba Kober Mie Setan. Berbekal rasa penasaran saya manut saja saat motor membawa kami menuju Jl. Kacapiring, Surabaya. Posisi depotnya ada di pojok Jl. Kusumabangsa. Saat parkir, betapa terbengong-bengongnya saya ketika melihat antrian pengunjung sudah mengular sampe ke jalan raya. Dalam hati membatin, emang ini mi rasa apaan ya kok sampe segitunya orang-orang rela baris berlama-lama. Saat sedang menyesuaikan diri dengan situasi tiba-tiba, ‘AJEENG!! JEEEEENG.. AJUEEEEENNGGGGG!!’ Nyaris pingsan saking kagetnya saat seorang waiter membawa nampan sambil teriak-teriak memanggil nama si Ajeng tepat di sebelah kuping saya. Sebentar kemudian bertalu-talu dipanggil nama si Surti, trus Dian, si Anu, haduh. Gaduh. Baru saya tau bahwa cara waiter mengantar makanannya memang begitu. Manggil kastamer kayak neriakin maling ayam, kenceng banget manggil namanya, semacam petir menggelegar gitu suaranya. Unik bin lucu. Ini selain sebagai satu trik marketing untuk menarik pelanggan, mungkin juga jadi cara mereka untuk menghindari berlama-lama mengantar hidangan di tengah begitu banyak meja dan kerumunan orang. Memang hectic banget tempatnya, indoor maupun outdoor penuh semua. Semakin malam semakin heboh rasanya. Setelah kurang lebih 5 menit mengantri, kami tiba juga di depan meja dewan juri (eh, kasir). Abisnya memang kayak audisi, semua pengunjung diharuskan antri lebih dulu di depan meja order dan bayar pesanan untuk kemudian mendapat struk dan diijinkan untuk duduk. Jangan coba-coba nyelonong langsung mencari meja dan menempel di kursi saat itu juga, nggak boleh begitu caranya. Kalo tetep nekat bisa-bisa diusir sama karyawannya. Iya, tertib banget mereka. Mengingat segitu panjang antriannya, jelas hal ini bisa ditolerir oleh para pelanggan. Harus sabar, yang penting rasa penasaran terpuaskan. Mendekati meja kasir saya lihat ada dua papan order bertuliskan dua menu andalan, Mie Setan dan Mie Iblis. Mie setan mewakili mie rebus berwarna putih polos, dan mie iblis adalah mie goreng yang kecoklatan warnanya. Ada ukuran level rasa pedas yang dibuat seperti layaknya size kaos singlet, S, M, dan L. Berhubung newbie, saya memesan mie iblis saja dengan level paling rendah, ‘S’ , ini setara dengan 10 cabai sebagai penyedap rasa (huaaaahhhh). Tadinya saya sempat keder mau pesen 1 cabai saja, tapi di tengah begitu banyak tatapan mata nanti dikira cemen membuat saya memaksa diri untuk memesan tingkat kepedesan sesuai size yang ditawarkan saja (haduh, padahal). Nggak sampai setengah jam, pesanan kami diantar. Sebelumnya untuk mengatasi rasa panik berlebihan karena kepedasan, sengaja saya memesan air mineral disamping teh tarik sebagai pelega tenggorokan. Setelah se-jam berjalan, sebotol air mineral dan teh tarik sudah berkurang lebih dari separuh, sedang mie goreng saya nyaris tak tersentuh. Hiks. Emang kayak iblis bercangkang saking pedas rasanya

Selengkapnya : http://www.kompasiana.com/leilla/mencoba-mie-setan-surabaya_55dc532c90fdfd0f0f1d0b5a
sore itu saya di ajak oleh pacar saya untuk menikmati salah satu makanan yang populer di malang namanya mie setan. kober mie setan di malang ini merupakan salah satu cabang dari kober mie setan yang ada di surabaya karna pusatnya berasal dari surabaya. kober mie setan terletak di jalan soekarno hatta depan kampus politehnik negri atau yang biasa disebut kampus biru. berbekal rasa penasaran, sore itu saya manut saja dengan apa yang dikatakan pacar saya. saat parkir motor, betapa tercengangnya saya ketika melihat antrian sudah mengular panjang. dalam hati sedikit mbatin sih istilahnya orang jawa hhehhe. ini mie seperti apa, koq sampek segitunya orang rela mengantri hanya untuk makan mie.

setelah mengantri kurang lebih sekitar 30 menit ahir kami sampai juga di depan kasir. di depan kasir ada papan tulis hitam yang tertuliskan menu andalan yaitu mie setan dan mie iblis. level pada mie setan terdiri dari 5 levil yang mana setiap levelnya bertambah 15 cabe. sedangkan untuk mie setan levelnya sesuai dengan size pada pakaian yaitu S, M, L. perbedaan pada mie setan dan mie iblis terletak pada warnanya. mie setan berwarna kuning dan mie iblis berwarna coklat. saya memilih mie setan level 2 sedangkan pacar saya memilih mie iblis M karna saya baru mencoba jadi saya memilih yang sedang sedang saja taraf pedasnya meskipun saya termasuk kategori orang yang doyan pedas. minuman yang disediakan pun bervariasi dan memiliki nama yang nyeleneh seperti nama es genderuwo, es tuyul, es pocong dan kawan kawan. harga yang ditawarkan pun cukup terjangkau yaitu 8.000 untuk mie setan dan 9.000 untuk mie iblis. mie setan dan mie iblis. sehingga tidak terlalu mengeluarkan gocek yang banyak, ya maklumlah kelas mahasiswa hehhehee. 
setelah memesan pesanan kami memilih tempat duduk di lantai 2 outdoor karna hari itu langit sedang mendung jadi tidak panas. saya melihat sekitar sembari menunggu pesanan datang. saya sedikit takjub juga sih dengan pegawai yang ada di sana, bagaimana tidak mereka memanggil nama pemesan satu persatu untuk mengantarkan pesanan, seperti dwi, saipul, irwan dengan suara sekeras kerasnya kayak neriakin maling. tapi herannya hampir seluruh pegawainya itu laki laki kecuali kasir yang perempuan. dari mulai memasak, meracik semua dilakukan oleh pegawai laki laki. 

tak lama setelah 10 menit pesanan kami pun tiba mie setan level 2 dan mie iblis M. rasanya lumayan memacu andrenalin ya hahahha karna rasanya benar benar pedas. tekstur mienya kenyal. didampingi dengan siomay rebus dan ham yang tak digoreng untuk mie setan dan ham dan siomay goreng untuk mie setan dan tidak ketinggalan taburan gilingan ayam dan taburan biji cabe yang tersembunyi dibawah mie... cara memakan mie ini menggunakan sumpit jadi jika belum terbiasa sedikit kualahan yaaa waktu makannya...
silahkan dicoba bagi pecinta pedas seperti saya...  pasti ketagihan
Sore itu seorang teman mengajak saya untuk mencoba Kober Mie Setan. Berbekal rasa penasaran saya manut saja saat motor membawa kami menuju Jl. Kacapiring, Surabaya. Posisi depotnya ada di pojok Jl. Kusumabangsa. Saat parkir, betapa terbengong-bengongnya saya ketika melihat antrian pengunjung sudah mengular sampe ke jalan raya. Dalam hati membatin, emang ini mi rasa apaan ya kok sampe segitunya orang-orang rela baris berlama-lama. Saat sedang menyesuaikan diri dengan situasi tiba-tiba, ‘AJEENG!! JEEEEENG.. AJUEEEEENNGGGGG!!’ Nyaris pingsan saking kagetnya saat seorang waiter membawa nampan sambil teriak-teriak memanggil nama si Ajeng tepat di sebelah kuping saya. Sebentar kemudian bertalu-talu dipanggil nama si Surti, trus Dian, si Anu, haduh. Gaduh. Baru saya tau bahwa cara waiter mengantar makanannya memang begitu. Manggil kastamer kayak neriakin maling ayam, kenceng banget manggil namanya, semacam petir menggelegar gitu suaranya. Unik bin lucu. Ini selain sebagai satu trik marketing untuk menarik pelanggan, mungkin juga jadi cara mereka untuk menghindari berlama-lama mengantar hidangan di tengah begitu banyak meja dan kerumunan orang. Memang hectic banget tempatnya, indoor maupun outdoor penuh semua. Semakin malam semakin heboh rasanya. Setelah kurang lebih 5 menit mengantri, kami tiba juga di depan meja dewan juri (eh, kasir). Abisnya memang kayak audisi, semua pengunjung diharuskan antri lebih dulu di depan meja order dan bayar pesanan untuk kemudian mendapat struk dan diijinkan untuk duduk. Jangan coba-coba nyelonong langsung mencari meja dan menempel di kursi saat itu juga, nggak boleh begitu caranya. Kalo tetep nekat bisa-bisa diusir sama karyawannya. Iya, tertib banget mereka. Mengingat segitu panjang antriannya, jelas hal ini bisa ditolerir oleh para pelanggan. Harus sabar, yang penting rasa penasaran terpuaskan. Mendekati meja kasir saya lihat ada dua papan order bertuliskan dua menu andalan, Mie Setan dan Mie Iblis. Mie setan mewakili mie rebus berwarna putih polos, dan mie iblis adalah mie goreng yang kecoklatan warnanya. Ada ukuran level rasa pedas yang dibuat seperti layaknya size kaos singlet, S, M, dan L. Berhubung newbie, saya memesan mie iblis saja dengan level paling rendah, ‘S’ , ini setara dengan 10 cabai sebagai penyedap rasa (huaaaahhhh). Tadinya saya sempat keder mau pesen 1 cabai saja, tapi di tengah begitu banyak tatapan mata nanti dikira cemen membuat saya memaksa diri untuk memesan tingkat kepedesan sesuai size yang ditawarkan saja (haduh, padahal). Nggak sampai setengah jam, pesanan kami diantar. Sebelumnya untuk mengatasi rasa panik berlebihan karena kepedasan, sengaja saya memesan air mineral disamping teh tarik sebagai pelega tenggorokan. Setelah se-jam berjalan, sebotol air mineral dan teh tarik sudah berkurang lebih dari separuh, sedang mie goreng saya nyaris tak tersentuh. Hiks. Emang kayak iblis bercangkang saking pedas rasanya.

Selengkapnya : http://www.kompasiana.com/leilla/mencoba-mie-setan-surabaya_55dc532c90fdfd0f0f1d0b5a


  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS

0 komentar:

Posting Komentar