KATA PENGANTAR
Puji syukur kami penjatkan
kehadirat Allah SWT, yang atas rahmat-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan
penyusunan makalah yang berjudul “Etika, Moral, Dan
Akhlak Dalam Islam”.Penulisan makalah ini merupakan salah satu tugas yang diberikan
dalam mata kuliah Pendidikan Agama Islam di Akademi Komunitas Negeri Bojonegoro.
Dalam Penulisan makalah ini kami
merasa masih banyak kekurangan baik pada teknis penulisan maupun materi,
mengingat akan kemampuan yang kami miliki. Untuk itu, kritik dan saran dari
semua pihak sangat kami harapkan demi penyempurnaan pembuatan makalah ini.
Dalam penulisan makalah ini
penulis menyampaikan ucapan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada
pihak-pihak yang membantu dalam menyelesaikan makalah ini, khususnya kepada
Dosen kami yang telah memberikan tugas dan petunjuk kepada kami, sehingga kami
dapat menyelesaikan tugas ini.
Bojonegoro, 04 Februari 2014
Anang Sefriandi
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan
BAB II PEMBAHASAN
1. ETIKA
2. MORAL
3. AKHLAK
BAB III PENUTUP
A. Kesimpulan
B. Saran
DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Sejarah Agama menunjukkan bahwa
kebehagiaan yang ingin dicapai dengan menjalankan syariah agama itu hanya dapat
terlaksana dengan adanya akhlak yang baik.Kepercayaan yang hanya berbentuk
pengetahuan tentang keesaan Tuhan, ibadah yang dilakukan hanya sebagai
formalitas belaka, muamalah yang hanya merupakan peraturan yang tertuang dalam
kitab saja, semua itu bukanlah merupakan jaminan untuk tercapainya kebahagiaan
tersebut.
Timbulnya kesadaran akhlak dan
pendirian manusia terhadap-Nya adalah pangkalan yang menetukan corak hidup
manusia.Akhlak, atau moral, atau susila adalah pola tindakan yang didasarkan
atas nilai mutlak kebaikan.Hidup susila dan tiap-tiap perbuatan susila adalah
jawaban yang tepat terhadap kesadaran akhlak, sebaliknya hidup yang tidak
bersusila dan tiap-tiap pelanggaran kesusilaan adalah menentang kesadaran itu.
Kesadaran akhlak adalah kesadaran
manusia tentang dirinya sendiri, dimana manusia melihat atau merasakan diri
sendiri sebagai berhadapan dengan baik dan buruk.Disitulah membedakan halal dan
haram, hak dan bathil, boleh dan tidak boleh dilakukan, meskipun dia bisa
melakukan.Itulah hal yang khusus manusiawi.Dalam dunia hewan tidak ada hal yang
baik dan buruk atau patut tidak patut, karena hanya manusialah yang mengerti
dirinya sendiri, hanya manusialah yang sebagai subjek menginsafi bahwa dia berhadapan
pada perbuatannya itu, sebelum, selama dan sesudah pekerjaan itu
dilakukan.Sehingga sebagai subjek yang mengalami perbuatannya dia bisa dimintai
pertanggungjawaban atas perbuatannya itu.
B. Rumusan Masalah
Adapun yang menjadi fokus
permasalahan yang akan dibahas dalam makalah ini dapat dirumuskan sebagai
berikut:
1. Pengertian, pembagian dan
peranan dari Etika ?
2. Pengertian dari Moral ?
3. Pengertian dan macam-macam
dari Akhlak ?
C. Tujuan Penulisan
Tujuan dari penulisan makalah ini
adalah sebagai berikut:
1. Untuk mengetahui pengertian,
pembagian dan peranan dari Etika
2. Untuk mengetahui pengertian
dari Moral
3. Untuk mengetahui pengertian
dan macam-macam dari Akhlak
BAB II
PEMBAHASAN
1. ETIKA
A. Pengertian
Etika adalah suatu ajaran yang
berbicara tentang baik dan buruknya yang menjadi ukuran baik buruknya atau
dengan istilah lain ajaran tenatang kebaikan dan keburukan, yang menyangkut
peri kehidupan manusia dalam hubungannya dengan Tuhan, sesama manusia, dan
alam.
Dari segi etimologi, etika
berasal dari bahasa Yunani,ethos yang berarti watak kesusilaan atau adat. Dalam
kamus umum bahasa Indonesia, etika diartikan ilmu pengetahuan tentang azaz-azaz
akhlak (moral).Dari pengertian kebahasaan ini terlihat bahwa etika
berhubungan dengan upaya menentukan tingkah laku manusia.
Adapun arti etika dari segi
istilah, telah dikemukakan para ahli dengan ungkapan yang berbeda-beda sesuai
dengan sudut pandangnya. Menurut para ulama’ etika adalah ilmu yang menjelaskan
arti baik dan buruk, menerangkan apa yang seharusnya dilakukan oleh manusia,
menyatakan tujuan yang harus dituju oleh manusia di dalam perbuatan mereka dan
menunjukkan jalan untuk melakukan apa yang seharusnya diperbuat.
Sebagai cabang pemikiran
filsafat, etika bisa dibedakan manjadi dua: obyektivisme dan subyektivisme.
1. Obyektivisme
Berpandangan bahwa nilai kebaikan
suatu tindakan bersifat obyektif, terletak pada substansi tindakan itu sendiri.
Faham ini melahirkan apa yang disebut faham rasionalisme dalam etika. Suatu
tindakan disebut baik, kata faham ini, bukan karena kita senang melakukannya,
atau karena sejalan dengan kehendak masyarakat, melainkan semata keputusan
rasionalisme universal yang mendesak kita untuk berbuat begitu.
2. Subyektivisme
Berpandangan bahwa suatu tindakan
disebut baik manakala sejalan dengan kehendak atau pertimbangan subyek
tertentu.Subyek disini bisa saja berupa subyektifisme kolektif, yaitu
masyarakat, atau bisa saja subyek Tuhan.
B. Etika Dibagi Atas Dua Macam
1. Etika deskriptif
Etika yang berbicara mengenai
suatu fakta yaitu tentang nilai dan pola perilaku manusia terkait dengan
situasi dan realitas yang membudaya dalam kehidupan masyarakat.
2. Etika Normatif
Etika yang memberikan penilaian
serta himbauan kepada manusia tentang bagaimana harus bertindak sesuai norma
yang berlaku. Mengenai norma norma yang menuntun tingkah laku manusia dalam
kehidupan sehari hari.
Etika dalam keseharian sering
dipandang sama denga etiket, padahal sebenarnya etika dan etiket merupakan dua
hal yang berbeda. Dimana etiket adalah suatu perbuatan yang harus
dilakukan.Sementa etika sendiri menegaskan bahwa suatu perbuatan boleh atau
tidak.Etiket juga terbatas pada pergaulan. Di sisi yang lain etika tidak
bergantung pada hadir tidaknya orang lain. Etiket itu sendiri bernilairelative
atau tidak sama antara satu orang dengan orang lain. Sementa itu etika
bernilaiabsolute atau tidak tergantung dengan apapun.Etiket memandang manusia
dipandang dari segi lahiriah.Sementara itu etika manusia secara utuh.
Dengan ciri-ciri yang demikian
itu, maka etika lebih merupakan ilmu pengetahuan yang berhubungan dengan upaya
menentukan perbuatan yang dilakukan manusia untuk dikatakan baik atau buruk. Dengan
kata lain etika adalah aturan atau pola tingkah laku yang dihasilkan oleh akal
manusia.
C. Etika Memiliki Peranan Atau
Fungsi Diantaranya Yaitu:
1. Dengan etika seseorang atau
kelompok dapat menegemukakan penilaian tentang perilaku manusia
2. Menjadi alat kontrol atau
menjadi rambu-rambu bagi seseorang atau kelompok dalam melakukan suatu tindakan
atau aktivitasnya sebagai mahasiswa
3. Etika dapat memberikan prospek
untuk mengatasi kesulitan moral yang kita hadapi sekarang.
4. Etika dapat menjadi prinsip
yang mendasar bagi mahasiswa dalam menjalankan aktivitas kemahasiswaanya.
5. Etika menjadi penuntun agar
dapat bersikap sopan, santun, dan dengan etika kita bisa di cap sebagai orang
baik di dalam masyarakat.
D. Etika Dalam Penerapan
Kehidupan Sehari-hari
1. Etika bergaul dengan orang
lain
a) Hormati perasaan orang lain,
tidak mencoba menghina atau menilai mereka cacat.
b) Jaga dan perhatikanlah kondisi
orang, kenalilah karakter dan akhlaq mereka, lalu pergaulilah mereka,
masing-masing menurut apa yang sepantasnya.
c) Bermuka manis dan senyumlah
bila anda bertemu orang lain. Berbicaralah kepada mereka sesuai dengan
kemampuan akal mereka.
d) Berbaik sangkalah kepada orang
lain dan jangan memata-matai mereka.
e) Mema`afkan kekeliruan mereka
dan jangan mencari-cari kesalahankesalahannya, dan tahanlah rasa benci terhadap
mereka.
2. Etika bertamu
a) Untuk orang yang mengundang:
- Jangan hanya mengundang
orang-orang kaya untuk jamuan dengan mengabaikan orang-orang fakir.
- Jangan anda membebani tamu untuk
membantumu, karena hal ini bertentangan dengan kewibawaan.
- Jangan kamu menampakkan
kejemuan terhadap tamumu, tetapi tampakkanlah kegembiraan dengan kahadirannya,
bermuka manis dan berbicara ramah.
- Hendaklah segera menghidangkan
makanan untuk tamu, karena yang demikian itu berarti menghormatinya.
- Disunnatkan mengantar tamu
hingga di luar pintu rumah. Ini menunjukkan penerimaan tamu yang baik dan penuh
perhatian.
b) Bagi tamu:
- Hendaknya tidak membedakan
antara undangan orang fakir dengan undangan orang yang kaya, karena tidak
memenuhi undangan orang faqir itu merupakan pukulan (cambuk) terhadap
perasaannya.
- Jangan tidak hadir sekalipun
karena sedang berpuasa, tetapi hadirlah pada waktunya.
- Bertamu tidak boleh lebih dari
tiga hari, kecuali kalau tuan rumah memaksa untuk tinggal lebih dari itu.
- Hendaknya pulang dengan hati
lapang dan memaafkan kekurang apa saja yang terjadi pada tuan rumah.
3. Etika di jalan
a) Berjalan dengan sikap wajar
dan tawadlu, tidak berlagak sombong di saat berjalan atau mengangkat kepala
karena sombong atau mengalihkan wajah dari orang lain karena takabbur.
b) Memelihara pandangan mata,
baik bagi laki-laki maupun perempuan.
c) Menyingkirkan gangguan dari
jalan. Ini merupakan sedekah yang karenanya seseorang bisa masuk surga.
d) Menjawab salam orang yang
dikenal ataupun yang tidak dikenal.
4. Etika makan dan minum
a) Berupaya untuk mencari makanan
yang halal.
b) Hendaknya mencuci tangan
sebelum makan jika tangan kamu kotor, dan begitu juga setelah makan untuk
menghilangkan bekas makanan yang ada di tanganmu.
c) Hendaklah kamu puas dan rela
dengan makanan dan minuman yang ada, dan jangan sekali-kali mencelanya.
d) Hendaknya jangan makan sambil
bersandar atau dalam keadaan menyungkur.
e) Hendaknya memulai makanan dan
minuman dengan membaca Bismillah dan diakhiri dengan Alhamdulillah.
f) Tidak berlebih-lebihan di
dalam makan dan minum.
5. Etika berbicara
a) Hendaknya pembicaran selalu di
dalam kebaikan..
b) Menghindari perdebatan dan
saling membantah, sekali-pun kamu berada di fihak yang benar dan menjauhi
perkataan dusta sekalipun bercanda.
c) Tenang dalam berbicara dan
tidak tergesa-gesa.
d) Menghindari perkataan jorok (keji).
6. Etika bertetangga
a) Menghormati tetangga dan
berprilaku baik terhadap mereka.
b) Bangunan yang kita bangun
jangan mengganggu tetangga kita, tidak membuat mereka tertutup dari sinar mata
hari atau udara, dan kita tidak boleh melampaui batasnya, apakah merusak atau
mengubah miliknya, karena hal tersebut menyakiti perasaannya.
c) Jangan kikir untuk memberikan
nasihat dan saran kepada mereka, dan seharusnya kita ajak mereka berbuat yang
ma`ruf dan mencegah yang munkar dengan bijaksana (hikmah)dan
nasihat baik tanpa maksud menjatuhkan atau menjelek-jelekkan mereka.
d) Hendaknya kita selalu
memberikan makanan kepada tetangga kita.
7. Etika pergaulan suami istri
a) Merayu istri dan bercanda
dengannya di saat santai berduaan.
b) Meletakkan tangan di kepala
istri dan mendo`akannya.
c) Disunnahkan bagi kedua
mempelai melakukan shalat dua raka`at bersama, karena hal tersebut dinukil dari
kaum salaf.
d) Haram bagi suami-istri
menyebarkan tentang rahasia hubungan keduanya.
e) Hendaknya masing-masing saling
bergaul dengan baik, dan melaksanakan kewajiban masing-masing terhadap yang
lain.
8. Etika menjenguk orang sakit
a) Untuk orang yang berkunjung
(menjenguk):
- Hendaknya tidak lama di dalam
berkunjung, dan mencari waktu yang tepat untuk berkunjung, dan hendaknya tidak
menyusahkan si sakit, bahkan berupaya untuk menghibur dan membahagiakannya.
- Mendo`akan semoga cepat sembuh,
dibelaskasihi Allah, selamat dan disehatkan.
- Mengingatkan si sakit untuk
bersabar atas taqdir Allah SWT.
b) Untuk orang yang sakit:
- Hendaknya segera bertobat dan
bersungguh-sungguh beramal shalih.
- Berbaik sangka kepada Allah,
dan selalu mengingat bahwa ia sesungguhnya adalah makhluk yang lemah di antara
makhluk Allah lainnya, dan bahwa sesungguhnya Allah Subhanahu wa Ta'ala tidak
membutuhkan untuk menyiksanya dan tidak mem-butuhkan ketaatannya.
- Hendaknya cepat meminta
kehalalan atas kezhaliman-kezhaliman yang dilakukan olehnya, dan segera
mem-bayar/menunaikan hak-hak dan kewajiban kepada pemi-liknya, dan menyampaikan
amanat kepada yang berhak menerimanya.
2. MORAL
A. Pengertian
Adapun arti moral dari segi
bahasa berasal dari bahasa latin, mores yaitu jamak dari kata mos yang berarti
adat kebiasaan. Di dalam kamus umum bahasa Indonesia dikatan bahwa moral adalah
pennetuan baik buruk terhadap perbuatan dan kelakuan.
Selanjutnya moral dalam arti
istilah adalah suatu istilah yang digunakan untuk menentukan batas-batas dari
sifat, perangai, kehendak, pendapat atau perbuatan yang secara layak dapat
dikatakan benar, salah, baik atau buruk.
Berdasarkan kutipan tersebut
diatas, dapat dipahami bahwa moral adalah istilah yang digunakan untuk
memberikan batasan terhadap aktifitas manusia dengan nilai (ketentuan) baik
atau buruk, benar atau salah.
Jika pengertian etika dan moral
tersebut dihubungkan satu dengan lainnya, kita dapat mengetakan bahwa antara
etika dan moral memiki objek yang sama, yaitu sama-sama membahas tentang
perbuatan manusia selanjutnya ditentukan posisinya apakah baik atau buruk.
Namun demikian dalam beberapa hal
antara etika dan moral memiliki perbedaan.Pertama, kalau dalam pembicaraan
etika, untuk menentukan nilai perbuatan manusia baik atau buruk menggunakan
tolak ukur akal pikiran atau rasio, sedangkan moral tolak ukurnya yang
digunakan adalah norma-norma yang tumbuh dan berkembang dan berlangsung di
masyarakat.Dengan demikian etika lebih bersifat pemikiran filosofis dan berada
dalam konsep-konsep, sedangkan etika berada dalam dataran realitas dan muncul
dalam tingkah laku yang berkembang di masyarakat.
Dengan demikian tolak ukur yang
digunakan dalam moral untuk mengukur tingkah laku manusia adalah adat istiadat,
kebiasaan dan lainnya yang berlaku di masyarakat.
B. Perbedaan Antara Etika dan
Moral
Etika dan moral sama artinya
tetapi dalam pemakaian sehari-hari ada sedikit perbedaan. Moral atau moralitas
dipakai untuk perbuatan yang sedang dinilai, sedangkan etika dipakai untuk
pengkajian system nilai yang ada.
Kesadaran moral erta pula
hubungannya dengan hati nurani yang dalam bahasa asing disebut conscience,
conscientia, gewissen, geweten, dan bahasa arab disebut dengan qalb, fu'ad.
Dalam kesadaran moral mencakup tiga hal, yaitu:
1. Perasaan wajib atau keharusan
untuk melakukan tindakan yang bermoral.
2. Kesadaran moral dapat juga
berwujud rasional dan objektif, yaitu suatu perbuatan yang secara umumk dapat diterima
oleh masyarakat, sebagai hal yang objektif dan dapat diberlakukan secara
universal, artinya dapat disetujui berlaku pada setiap waktu dan tempat bagi
setiap orang yang berada dalam situasi yang sejenis.
3. Kesadaran moral dapat pula
muncul dalam bentuk kebebasan.
Berdasarkan pada uraian diatas,
dapat sampai pada suatu kesimpulan, bahwa moral lebih mengacu kepada suatu
nilai atau system hidup yang dilaksanakan atau diberlakukan oleh masyarakat.
Nilai atau sitem hidup tersebut diyakini oleh masyarakat sebagai yang akan
memberikan harapan munculnya kebahagiaan dan ketentraman. Nilai-nilai tersebut
ada yang berkaitan dengan perasaan wajib, rasional, berlaku umum dan kebebasan.
Jika nilai-nilai tersebut telah mendarah daging dalam diri seseorang, maka akan
membentuk kesadaran moralnya sendiri. Orang yang demikian akan dengan mudah
dapat melakukan suatu perbuatan tanpa harus ada dorongan atau paksaan dari
luar.
3. AKHLAK
A. Pengertian
Ada dua pendekatan yang dapat
digunakan untuk mendefinisikan akhlak, yaitu pendekatan linguistic (kebahasaan),
dan pendekatan terminologik (peristilahan).
Dari sudut kebahasaan, akhlak
berasal dari bahasa arab, yaitu isim mashdar (bentuk infinitive) dari
kata al-akhlaqa, yukhliqu, ikhlaqan, sesuai timbangan (wazan) tsulasi majid
af'ala, yuf'ilu if'alan yang berarti al-sajiyah (perangai),
at-thobi'ah (kelakuan, tabiat, watak dasar), al-adat (kebiasaan,
kelaziman), al-maru'ah (peradaban yang baik) dan al-din(agama).
Namun akar kata akhlak dari
akhlaqa sebagai mana tersebut diatas tampaknya kurang pas, sebab isim masdar
dari kata akhlaqa bukan akhlak, tetapi ikhlak.Berkenaan dengan ini, maka timbul
pendapat yang mengatakan bahwa secara linguistic, akhlak merupakan isim jamid
atau isim ghair mustaq, yaitu isim yang tidak memiliki akar kata, melainkan
kata tersebut memang sudah demikian adanya.
Untuk menjelaskan pengertian
akhlak dari segi istilah, kita dapat merujuk kepada berbagai pendapat para
pakar di bidang ini.Ibnu Miskawaih (w. 421 H/1030 M) yang
selanjutnya dikenal sebagai pakar bidang akhlak terkemuka dan terdahulu
misalnya secara singkat mengatakan bahwa akhlak adalah sifat yang tertanam
dalam jiwa yang mendorongnya untuk melakukan perbuatan tanpa memerlukan
pemikiran dan pertimbangan.
Sementara itu, Imam Al-Ghazali (1015-1111
M) yang selanjutnya dikenal sebagai hujjatul Islam (pembela
Islam), karena kepiawaiannya dalam membela Islam dari berbagai paham yang
dianggap menyesatkan, dengan agak lebih luas dari Ibn Miskawaih, mengatakan
akhlak adalah sifat yang tertanam dalam jiwa yang menimbulkan macam-macam
perbuatan dengan gambling dan mudah, tanpa memerlukan pemikiran dan
pertimbangan.
Ciri-Ciri Perbuatan Akhlak:
1) Tertanam kuat dalam jiwa
seseorang sehingga telah menjadi kepribadiannya.
2) Dilakukan dengan mudah tanpa pemikiran.
3) Timbul dari dalam diri orang
yang mengerjakannya tanpa ada paksaan atau tekanan dari luar.
4) Dilakukan dengan
sungguh-sungguh.
5) Dilakukan dengan ikhlas.
B. Macam-Macam Akhlak
1. Akhlak kepada Allah
a) Beribadah kepada Allah, yaitu
melaksanakan perintah Allah untuk menyembahNya sesuai dengan perintah-Nya.
Seorang muslim beribadah membuktikanketundukkan terhadap perintah Allah.
b) Berzikir kepada Allah, yaitu
mengingat Allah dalam berbagai situasi dan kondisi,baik diucapkan dengan mulut
maupun dalam hati. Berzikir kepada Allah melahirkan ketenangan dan ketentraman
hati.
c) Berdo’a kepada Allah, yaitu
memohon apa saja kepada Allah. Do’a merupakan inti ibadah, karena ia merupakan
pengakuan akan keterbatasan dan ketidakmampuan manusia, sekaligus pengakuan
akan kemahakuasaan Allah terhadap segala sesuatu
d) Tawakal kepada Allah, yaitu
berserah diri sepenuhnya kepada Allah dan menunggu hasil pekerjaan atau menanti
akibat dari suatu keadaan.
e) Tawaduk kepada Allah, yaitu
rendah hati di hadapan Allah. Mengakui bahwa dirinya rendah dan hina di hadapan
Allah Yang Maha Kuasa, oleh karena itu tidak layak kalau hidup dengan angkuh
dan sombong, tidak mau memaafkan orang lain, dan pamrih dalam melaksanakan
ibadah kepada Allah.
2. Akhlak kepada diri sendiri
a) Sabar, yaitu prilaku seseorang
terhadap dirinya sendiri sebagai hasil daripengendalian nafsu dan penerimaan
terhadap apa yang menimpanya.Sabar diungkapkan ketika melaksanakan perintah,
menjauhi larangan dan ketika ditimpa musibah.
b) Syukur, yaitu sikap berterima
kasih atas pemberian nikmat Allah yang tidak bisa terhitung banyaknya. Syukur
diungkapkan dalam bentuk ucapan dan perbuatan.Syukur dengan ucapan adalah
memuji Allah dengan bacaan alhamdulillah, sedangkan syukur dengan perbuatan
dilakukan dengan menggunakan dan memanfaatkan nikmat Allah sesuai dengan
aturan-Nya.
c) Tawaduk, yaitu rendah hati,
selalu menghargai siapa saja yang dihadapinya, orang tua, muda, kaya atau
miskin. Sikap tawaduk melahirkan ketenangan jiwa, menjauhkan dari sifat iri dan
dengki yang menyiksa diri sendiri dan tidak menyenangkan orang lain.
3. Akhlak kepada keluarga
Akhlak terhadap keluarga adalah
mengembangkann kasih sayang di antara anggota keluarga yang diungkapkan dalam
bentuk komunikasi.Akhlak kepada ibu bapak adalah berbuat baik kepada keduanya
dengan ucapan dan perbuatan. Berbuat baik kepada ibu bapak dibuktikan dalam
bentuk-bentuk perbuatan antara lain :
a) Menyayangi dan mencintai ibu
bapak sebagai bentuk terima kasih dengan cara bertutur kata sopan dan lemah
lembut
b) Mentaati perintah
c) Meringankan beban, serta
d) Menyantuni mereka jika sudah
tua dan tidak mampu lagi berusaha.
4. Akhlak kepada sesama manusia
a) Akhlak terpuji (Mahmudah)
1) Husnuzan
Berasal dari lafal husnun (baik) dan
Adhamu (Prasangka).Husnuzan berarti prasangka, perkiraan, dugaan
baik. Lawan kata husnuzan adalah suuzan yakni berprasangka buruk terhadap
seseorang . Hukum kepada Allah dan rasul nya wajib, wujud husnuzan kepada Allah
dan Rasul-Nya antara lain:
- Meyakini dengan sepenuh hati
bahwa semua perintah Allah dan Rasul Nya Adalah untuk kebaikan manusia.
- Meyakini dengan sepenuh hati
bahwa semua larangan agama pasti berakibat buruk.
Hukum husnuzan kepada manusia
mubah atau jaiz (boleh dilakukan).Husnuzan kepada sesama manusia berarti
menaruh kepercayaan bahwa dia telah berbuat suatu kebaikan. Husnuzan berdampak
positif berdampak positif baik bagi pelakunya sendiri maupun orang lain.
2) Tawaduk
Tawaduk berarti rendah hati.Orang
yang tawaduk berarti orang yang merendahkan diri dalam pergaulan.Lawan kata
tawaduk adalah takabur.
3) Tasamu
Artinya sikap tenggang rasa,
saling menghormati dan saling menghargai sesama manusia.
4) Ta’awun
Ta’awun berarti tolong menolong,
gotong royong, bantu membantu dengan sesama manusia.
b) Akhlak tercela (Mazmumah)
1) Hasad
Artinya iri hati, dengki. Iri
berarti merasa kurang senang atau cemburu melihat orang lain beruntung..
2) Dendam
Dendam yaitu keinginan keras yang
terkandung dalam hati untuk membalas kejahatan.
3) Gibah dan Fitnah
Membicarakan kejelekan orang lain
dengan tujuan untuk menjatuhkan
nama baiknya. Apabila kejelekan
yang dibicarakan tersebut memang
dilakukan orangnya dinamakan
gibah. Sedangkan apabila kejelekan yang
dibicarakan itu tidak benar,
berarti pembicaraan itu disebut fitnah.
4) Namimah
Adu domba atau namimah, yakni
menceritakan sikap atau perbuatan
seseorang yang belum tentu benar
kepada orang lain dengan maksud
terjadi perselisihan antara
keduanya.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Etika menurut filasafat dapat
disebut sebagai ilmu yang menyelidiki mana yang baik dan mana yang buruk dengan
memperhatikan amal perbuatan manusia sejauh yang dapat diketahui oleh akal
pikiran.moral adalah penetuan baik buruk terhadap perbuatan dan kelakuan.
Istilah moral biasanya dipergunakan untuk menentukan batas-batas suatu
perbuatan, kelakuan, sifat dan perangkai dinyatakan benar, salah, baik,
buruk,layak atau tidak layak,patut maupun tidak patut.
Akhlak adalah hal yang terpenting
dalam kehidupan manusia karena akhlak mencakup segala pengertian tingkah laku,
tabi'at, perangai, karakter manusia yang baik maupun yang buruk dalam
hubungannya dengan Khaliq atau dengan sesama makhluk.
Ketiga hal tersebut (etika,
moral dan akhlak) merupakan hal yang paling penting dalam pembentukan
akhlakul karimah seorang manusia. Dan manusia yang paling baik budi pekertinya
adalah Rasulullah S.A.W. Anas bin Malik radhiallahu ‘anhu seorang sahabat yang
mulia menyatakan: “Rasulullah shalallahu ‘alaihi wa sallam adalah
manusia yang paling baik budi pekertinya.” (HR.Bukhari dan
Muslim).
B. Saran
Dan diharapkan, dengan
diselesaikannya makalah ini, baik pembaca maupun penyusun dapat menerapkan
etika, moral dan akhlak yang baik dan sesuai dengan ajaran islam dalam
kehidupan sehari-hari. Walaupun tidak sesempurna Nabi Muhammad S.A.W,
setidaknya kita termasuk kedalam golongan kaumnya.
0 komentar:
Posting Komentar